C’est
La Vie
( 1 )
Dengarlah bisik angin
mengusik batang-batang padi.
Rumah kecil di tepi sawah.
Kaki-kaki kecil berlari di
pematang.
Bersama gelatik yang
menari dan bernyanyi.
Itu putik puisi yang sempat ku petik tadi pagi.
Dari kesederhanaan cinta.
Keindahan bersahaja.
Suara-suara kecil anak kita memanggil.
Adalah pengejawantahan
cinta kita yang tak terbantah.
Tapi ...
Tuhan tak pernah mencipta hari yang sama.
Hari kemarin, hari ini dan
hari esok adalah hari-hari yg selalu berbeda.
Entah menjadi hari
terburuk atau terbaik buat kita, itu adalah hari-hari kita.
Detak jantung detik waktu
tak pernah kembali.
C’est la vie ! Hidup terus
berjalan.
Siapapun yang berjalan pada
rel tujuan, pasti akan sampai.
Semoga ku bijak memilih
bahagia. Bahagia dalam bersama atau berpisah.
Lihatlah padi yang mulai
menguning!
Itu juga pengejawantahan
cinta Tuhan.
( 2 )
Aku menyesap seteguk rindu yang
masih tersisa.
Yang kau tuang dalam cangkir keraguan.
Di simpang lima pojok cafe’.
Sepanjang siang dan senja hari.
Yang kau tuang dalam cangkir keraguan.
Di simpang lima pojok cafe’.
Sepanjang siang dan senja hari.
Apa arti sebuah kenangan?.
Cinta tak kan lelah.
Tak kan lelah.
Dan tak akan kalah.
Karena cinta adalah alasan terkuat.
Dan harapan yang bertujuan.
Aku pun menyerah pada cinta yang tak
bisa ku elak.
Disimpang lima pojok cafe’.
Secangkir keraguan yang kuaduk
dengan kegetiran dalam pahit manis nya kenangan.
Tapi apa yang mesti dikenang lagi?
C’est la vie!
Tinggalkan
mata yang berkaca.
*********
Tidak ada komentar:
Posting Komentar