Senin, 14 April 2014

Cinta Adalah Sang Penari Dan Tariannya (Sebuah Kumpulan Puisi)




1/ CIKAL BAKAL
  
Yang tersisa dari ruang lalu kita,
itu bukan berkas-berkas.
Mestinya cikal.

Bakal cinta yang terus berkembang, tumbuhkan bunga.
Bukan percikan yang terus membesar lalu menjadi bola api.


2/ KISAH LAMA

Kisah luka.

Kisah lama yang berulang-ulang,
semakin terangsang,
usang.

3/ BAYANG

Bayangmu, bayang yang tak bisa kugapai,
semakin jauh.
menghilang.

Walau t’lah ku simpan rapi di dalam angin,
: bukan
dan tak pernah di dalam angan.


4/ CEMBURU

Cemburu pada puisi?
Lihat! Dalam dada ini apa masih terselip sebait ia?

Bukankah ia telah mati?
menyusul cinta 
yang lebih dulu pergi.


5/ SKETSA
 
Sketsa kita, awalnya cuma hitam putih.
Cintalah yang mewarnai dan meniupkan ruh.
Jadi lebih indah,
atau malah tragis.

Itu adalah pilihan!
Mengapa kau pilih buram?
Dan aku pilih warna-warna pastel.


6/ RINDU
 
Rindu adalah titik,
garis,
lengkung,
dan arsiran,
menjadi sketsa.

Rindu adalah crayon,
warna-warna kesukaanmu,
dan goresan warna-warna pastel kesukaanku.
yang ditoreh lembut,
menjadi lukisan syahdu di bingkai jiwa.


7/ UNGU

Kamu sedang lamunkan biru?
Bukan rindu?

Gaun pesta biru.
Serta kelap-kelip lampu taman yang biru.
Atau laut biru.
Langit biru. 
Dalam lamunanmu, semua bergegas biru.

Tak ada
dan memang tak mau kau lamunkan.

Tentang rinduku 
yang ungu.


8/ SALAH ALAMAT

Aku mengirim surat berisi:
Kerlingku.
Senyumku.
Yang semuanya dulu luruh padamu.

Ku terima surat balasan:
Air mata. 
Derai menderai.
Mendera duka.
Dan sebuah Tanya di secarik kertas:
Lukaku kah, sukamu?

Dan aku pun melipat dan mengirimkannya kembali
Disertai sebuah catatan:

"Ma’af, salah alamat!"


9/ CINTA TANPA HURUP I DAN A

Cinta tanpa hurup I dan A.

Siapa berani katakan itu cinta?
Jika dua pasang mata beraninya saling terka.

Hanya mata berkaca,
menatap mata yang tak berkata.

Mengapa tak biarkan mata-mata kita bicara?

10/ SEPI
 
Sepi adalah bulan putih.
burung malam yang sedih
dan bintang yang sendiri.

Sepi adalah langit biru.
burung malam terbang mengejar kelabu.
dan bintang sendiri yang sendu.

11/ BASI

Basi adalah malam-malam sendiri.
termangu di tepi sepi.

Beku,
membatu,
diujung kelu’,
menunggu rindu di langit 
tak juga berpintu.


12/  DI ANTAH BERANTAH

Diantah berantah,
kita berjumpa,
bercerita,
lalu bercinta,
kemudian berpisah.

Di antah berantah,
kita luka,
menganga,
lalu lupa,
kemudian terlupa.

Diantah berantah,
Tak pernah:
ada jumpa,
ada cerita,
ada cinta,
ada pisah,
ada kita,
ada lupa.

Diantah berantah,
cuma ada:
niscaya.

13/ TRIAL AND ERROR

Cinta bukan matematik,
ditambah lalu dikurangi,
dikali sekian kemudian dibagi sekian
maka hasilnya akan sama dengan sekian.

Sering cinta, 
ditambah lalu dikurangi,
dikali sekian kemudian dibagi sekian
maka hasilnya akan error.

Coba lagi!
Error lagi!
Coba lagi! 
Error lagi!

Tidak di coba :
Error juga!


Cinta Adalah Sang Penari Dan Tariannya, Serpihan Abad, 2014

Karena Aku Perempuan (Musikalisasi Puisi)


Kita Adalah Sebuah Film (Musikalisasi Puisi)


Jumat, 26 Juli 2013

Buku Kumpulan Puisi Karya : SERPIHAN ABAD


INFO BUKU TERBARU
Meta Kata, Juli 2013

Judul: KARENA AKU PEREMPUAN
Penulis: Serpihan Abad
Penyunting: @Avet89
Pewajah Sampul: de A creative
Penata Letak Isi: de A creative
ISBN 978-602-14249-1-9

HARGA
Asli: Rp 35.000
Promo: Rp 30.000 (berlaku selama bulan Ramadan)

PEMESANAN
SMS ke "081907820606" dengan format "KAP-Nama-Alamat-Jumlah Pemesanan"

TESTIMONI

Membaca buku puisi ini, serasa ikut berkelana menyusuri kehidupan nyata. Mencari makna cinta yang sebenarnya dalam ragam liku peliknya cinta. Judul “Karena Aku Perempuan”, benar-benar mewakili rasa yang tersembunyi dan kadang hanya terpendam di sudut hati seorang perempuan. Selamat atas terbitnya buku puisi ini.

ASIH RANGKAT 
Wakil Kepala Desa Rangkat, Sebuah Komunitas Menulis di Kompasiana

Membaca karya S.A. seperti dihadapkan pada kenyataan bahwa benar pada hakekatnya wanita adalah makhluk yang lemah, cuma jeda, hanya sebuah koma sebelum titik. Namun di sisi lain ada suara-suara yang meneriakkan bahwa wanita juga sesosok pribadi yang kuat. Tangguh. Bermartabat. Bukan semata objek atau hiasan di atas kepala. Wanita punya suara yang juga harus didengar oleh sekelilingnya. 
Dalam hal ini S.A. berhasil menyuarakan jerit hati wanita lewat bait puisinya yang apik. Kekuatan puisi S.A. justru terletak pada pemilihan katanya yang sederhana namun mengena. Satire yang kaya rasa. Sehingga pada akhirnya setiap kita dapat memahami bahwa esensi seorang wanita bukan hanya “seonggok daging bergelambir yang tersaji nikmat di atas ranjang’” belaka, melainkan mewakili sesosok raga berjiwa yang juga memiliki hak untuk bersuara. Sebab tanpa wanita, seorang pria bukanlah siapa-siapa.

LEILLA CLAUDYA 
Blogger, Educator, And Librarian

Kumpulan puisi ini, membawa kita pada kedalaman makna, mengajak rasa menyelami pada romansa dan keseharian yang penuh kejutan. 

KEN HANGGARA 
Penulis Buku “Dermaga Batu” Dan “Jalan Setapak Aisyah”

Ya, cinta adalah kematian sekaligus kehidupan.
Kematiannya seperti para pemabuk yang tidak sadarkan diri, berjalan dalam sunyi malam, mengigau di lorong-lorong kota, menjeritkan ketidaktahuan dan kegelisahan. 
Sedang hidupnya cinta seperti jiwa yang berpijar, laksana suluh yang membangunkan tidur yang beku karena waktu senantiasa melelapkan lembah-lembah, dialah pijar yang membidik titik kebangkitan bagi kehidupan yang telah diselubungi aroma kematian di kalbunya. 
“Bagaimanakah cinta bisa menghidupkanmu? Bila engkau terperangkap dalam kematian naluri karena terpedaya nafsu, bukankah engkau seperti budak-budak cinta yang sedang mabuk di jalan yang tidak menyadari ujungnya?“ 
Dan jika ia mengatakan, “cintamu hanya mimpi semu.” Maka jawablah, “semu hanya dunia, dan raga yang fana. Kita tidak mencintainya. Yang kita kasihi adalah jiwa yang kita miliki. Karena itulah yang abadi. Maka kita memburu cinta di antara jiwa-jiwa yang rindu.“
Seharusnya ada kepahaman yang terbentang jika cinta telah menyentuh jiwa. Agar kesunyian seperti dalam jiwaku ini hanyalah pergulatanku mencari kebenaranmu. Dan agar bumi tidak menjadi tempat budak-budak cinta yang mabuk dan tidak mengerti, bahwa cinta adalah semua kehidupan dan harapan. Bukannya keindahan yang harus dimiliki. Agar cinta tidak menjadi lembah dosa dan putus asa, dan menjadi tempat untuk menangisi yang fana.
Aku mengenali kecintaan dalam jiwaku dengan jiwamu. Ketika engkau berkata, “ruhku dimiliki cinta, karena cinta adalah kehidupan segalanya.”

VENUS 
Aktif Menulis Puisi di Kompasiana

Adalah sesuatu yang sangat berharga ketika saya bisa mengenal sosok S.A., semua pemikiran dan pandangan hidupnya membuat saya kagum. Cerita yang keluar dari mulutnya bagaikan air mengalir, saya dengar dengan kekaguman yang sulit dijelaskan.
Semua puisi dan tulisannya, mengandung arti. Ada kepedihan dan pengharapan yang dalam. Sebuah perjalanan hidup yang penuh warna, lika-likunya membuat saya tercengang. Hal itulah yang menyemangati saya “memaksa” S.A. untuk dijadikan sebuah buku Kumpulan Puisi. Agar tidak hanya bisa dinikmati oleh penulisnya saja tapi dapat juga dinikmati oleh para pembaca. 1 buku yang akan mengantarkan S.A. pada cita-cita masa kecilnya sebagai penulis, Saya bangga bisa menjembatani itu.

BUNDA RAFI
My Management, Creative Writing

Membaca karya-karya Serpihan Abad, seperti “Rindu Yang Rapuh” atau “Engkaukah Sungaiku?”, membuatku terkucil dalam satu dimensi realitas cinta yang tak terbatas oleh sekat keindahan, tapi juga nestapa, lara, dan koyak luka. Namun, Serpihan Abad tak hanya pandai meneriakkan cinta biru. Beberapa karyanya juga berbau pop. Baca saja “Di Secangkir Teh Tarikmu”.
Cinta, digambarkan secara kompleks dalam setiap karyanya. Terlihat sekali Serpihan Abad telah mengalami proses pendewasaan dalam olah rasa dan menuangkan secara bijak dalam baris demi baris kata sehingga mengajak pembacanya untuk memahami tanpa mengalami kebuntuan dalam penafsiran. Ini yang sekiranya penting dalam menciptakan syair.
Sederhana dan menarik! Baca: “Air Api”, “Album”, “Sinetron”. Tapi sungguh, setiap pecinta karya seni, tahu bahwa di balik kesederhanaan yang terhidang, terdapat sebuah proses rumit yang membutuhkan masa-masa pendadaran yang panjang.
Anda tak akan pernah kecewa dalam melahap rangkaian alfabet yang disusun secara cermat oleh Serpihan Abad. Tak hanya indah dan abstrak, namun juga tak terlupakan.

LEIL FATAYA
Penggiat Fiksi Pendek Dan Puisi


Untuk Pemesanan bukunya : 

Transfer ke: 
BRI a.n. Christiana Hasti Prasanti
No.Rek. 3126-01-005489-50-5
Kacab. Blimbing Malang

Minggu, 14 Juli 2013

Rindu Yang Rapuh





Aku baca setiap huruf
Pada kata yang dibentuk masa lalu
Menjadi sebuah kalimah azimat

Kau pergi bersama muai embun
Saat kutuang gairah
Dan sang surya pun tak beranak pinak cahaya

Siluet sephia-mu sembunyikan rasa
Kata sakral yang beranjak pudar
Dalam bingkai kenangan hitam putih

Aku istirah di atas bara lara, karena aku cuma jeda
Sebuah koma sebelum titik
Sehela napas sebelum hembusan napas terakhirmu

Pada setiap titik koma
Pada do’a cinta melara
Seluruh haru meluruh di tepi rindu yang rapuh

Rindu yang bersetubuh dalam gemuruh


*********